Hidup ini
seperti sebuah puzzle. Rasanya sama seperti berusaha menebak seluruh gambar,
sementara kita hanya memiliki satu atau dua kepingan puzzle.
Memang benar, pulang
merupakan salah satu sarana terbaik untuk memotivasi diri. Memupuk semangat
agar utuh kembali. Seberapa jauhpun kita berjalan, pulang akan tetap menjadi
tujuan. Sampai saat ini dan kapanpun, bagi saya keluarga masih menjadi yang
paling utama.
Namun, ketika hidup di perantauan ini saya merasa harus mencari teman seperjuangan untuk memulai sebuah perjalanan. Mungkin kebanyakan kalian mengartikan bahwa sebuah perjalanan itu identik dengan main dan jalan – jalan ke tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Namun, bagi saya berbeda. Menurut saya, sebuah perjalanan itu dimulai ketika saya berani menjalani hal baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Bisa tentang pengalaman hidup ataupun belajar kegiatan sosial yang lainnya. Jadi, bukan selalu identik di tempat yang jauh. Bahkan jika kita peka dengan lingkungan sekitar, saat ini juga, detik ini juga kita bisa memulai perjalanan kita masing – masing hehe.
Namun, ketika hidup di perantauan ini saya merasa harus mencari teman seperjuangan untuk memulai sebuah perjalanan. Mungkin kebanyakan kalian mengartikan bahwa sebuah perjalanan itu identik dengan main dan jalan – jalan ke tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Namun, bagi saya berbeda. Menurut saya, sebuah perjalanan itu dimulai ketika saya berani menjalani hal baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Bisa tentang pengalaman hidup ataupun belajar kegiatan sosial yang lainnya. Jadi, bukan selalu identik di tempat yang jauh. Bahkan jika kita peka dengan lingkungan sekitar, saat ini juga, detik ini juga kita bisa memulai perjalanan kita masing – masing hehe.
Alhamdulillah, saya merasa sangat
beruntung. Saya dikelilingi banyak teman yang selalu berafirmasi positif.
Membuat saya semakin tergerak dan termotivassi untuk terus belajar memperbaiki
diri. Pada perjalanan ini saya menemukan banyak orang yang selalu mensupport
dan sejalan dengan saya. Saya ingin menceritakan sedikit tentang bagaimana
hebatnya teman – teman yang saya kenal. Yang pertama, teman yang paling klop
diajak membahas hal – hal yang berbau religius. Baru kali ini saya benar – benar
merasakan ketagihan memperdalam ilmu agama. Semua pendapatnya sangat mudah saya
pahami. Yang kedua, teman sehobi yaitu membaca. Dengan membaca dan banyak
sharing dengan mereka, pikiran saya menjadi terbuka karena ternyata bukan hanya
bacaan teenlit saja yang bisa bikin
orang bahagia. Perlunya kita belajar sejarah, politik dan selalu update berita untuk menambah pengetahuan
serta diksi kita saat berbicara. Yang
ketiga, teman main yang mengajari saya nomaden tanpa rencana. Sebenarnya sangat
bertentangan dengan diri saya karena saya tidak suka hal yag mendadak. Dari sini saya
belajar bahwa kadang hidup juga harus diselingi dengan kenekatan dan tanpa
perencanan agar lebih menantang. Yang keempat adalah teman diskusi tentang kepemimpinan.
Gila benar temanku yang satu ini. Dia sangat tertarik dengan hal yang berbau leadership. Saya banyak belajar bahwa terkadang
seorang pemimpin itu lebih cenderung diam dan langsung memilih take action. Yang kelima adalah teman
belajar kepenulisan. Banyak ide gila yang muncul ketika saya berdiskusi dengan
orang yang satu ini. Dia selalu bisa membuat saya untuk berpikir out of the box. Dan yang tak lupa teman
– teman yang sudah banyak membantu dalam hal diskusi materi perkuliahan.
Jadi, pada intinya saya ingin mengeshare tulisan ini adalah seiring dengan bertambahnya usia kita, harusnya kita juga bisa semakin bijak untuk memilih teman. Mana teman yang bisa memberikan dampak positif untuk diri kita, dan mana teman yang menghambat potensi diri kita. Bukan bermaksud untuk pilih – pilih sesuai keadaan sosialnya, tapi memilih yang sejalan dengan tujuan hidup kita sehingga hidup kita tidak flat aja dan kita semakin banyak belajar hal baru dari mereka.
Jadi, pada intinya saya ingin mengeshare tulisan ini adalah seiring dengan bertambahnya usia kita, harusnya kita juga bisa semakin bijak untuk memilih teman. Mana teman yang bisa memberikan dampak positif untuk diri kita, dan mana teman yang menghambat potensi diri kita. Bukan bermaksud untuk pilih – pilih sesuai keadaan sosialnya, tapi memilih yang sejalan dengan tujuan hidup kita sehingga hidup kita tidak flat aja dan kita semakin banyak belajar hal baru dari mereka.
Ketika
kita memutuskan untuk melakukan perjalanan baru, jangan lupa untuk “kosongkan
gelas”. Bersiaplah untuk menerima hal – hal yang baru. Yang baik diambil, yang
buruk ditinggalkan.
Komentar
Posting Komentar