Langsung ke konten utama

Apa Kamu Tidak Malu?

Nomaden.
Hari ini aku pindahan kost lagi. Bukan lagi di kota Surabaya, tapi di kota Malang. Ada rasa berat, ada rasa haru terhadap kenangan dua bulan lalu. Tentang bagaimana baiknya orang - orang di Surabaya, tentang hangatnya sebuah percakapan tengah malam dengan rekan kerja, tentang pelajaran baru disana, dan tentang hiruk pikuknya kota. Agak sesak memang pergi meninggalkan ketika lagi nyaman. Tapi, apalah daya itu memang kenyataan dan tuntutan pekerjaan. Satu yang aku harapkan, semoga di tempat baru ini aku bisa menjadi lebih berkembang.

Seperti biasa, di kamar kost baru aku selalu menempel sticky notes yang bertuliskan target dan hal - hal penting yang harus aku kerjakan. Tak sadar, ternyata banyak sekali target yang belum aku selesaikan pasca wisuda perkuliahan. Padahal target tersebut harus tercapai di akhir tahun ini. 

Aku terdiam. Berpikir sejenak. Apa aku ini pantas menulis banyak target sedangkan aku hanya santai - santai saja? Tidur, bangun, makan, kerja, dan main. Hanya sebatas menjalani rutinitas. Tidak ada keinginan lebih untuk berusaha mewujudkan target itu. Hanya berharap, tapi usaha nol. Aku sadar aku salah, apa yang aku lakukan ini tidak benar, aku jadi pemalas, karena rasanya tidak ada yang mentrigger hidupku. Aku sedang tidak baik - baik saja.

Memang benar, kadang manusia itu mengalami up and down kehidupan. Kadang suka kecewa sama diri sendiri. Selalu merasa kurang puas dengan pencapaian selama ini. Sering bertanya pada diri sendiri  "kurang baik apa Allah kepadamu?" 

Difase malasmu, mungkin menjalani sholat lima waktu hanya ala kadarnya sebagai pemenuhan kewajiban saja, sholat malam yang sering kau tinggalkan karena lelapnya tidur malam, sholat dhuha yang sering dilewatkan karena alasan sibuk kerjaan, puasa sunnah yang jarang dikerjakan, juga sering menunda membaca AlQuran, dan keburukan - keburukan yang masih banyak lagi. 

Difase seperti ini, Allah tetap berbaik hati kepadamu. Tidak memberikan masalah, cobaan, atau hal - hal yang mengecewakan. Selalu memberikan nikmat yang luar biasa. Coba pikir, ini teguran atau sindiran?
Manusia. Minta banyak tapi tak mau berbuat banyak. Apa kamu tidak malu dengan hidup seperti ini? Bisa jadi Allah rindu kamu yang dulu. Tak pernah lelah berusaha dan selalu mendekat dengan doa. Memang istiqomah itu susah, bersyukurlah karena difase seperti ini kamu cepat tersadar. Sadar sudah jauh dariNya. Sadar bahwa semua target itu tak akan tercapai tanpa bantuanNya. Masih mau malas? Masih mau sombong tak mau usaha?

Aku rindu kamu yang secara diam - diam selalu memprioritaskanNya.
Yang selalu usaha sampai lelahmu tak terasa.
Selagi belum terlambat, ayo segera berbuat!

Self reminder.
Penghuni baru,
5 Agustus 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2019

Halo, selamat pagi. Sesuai permintaan dari teman - teman di instagram, aku akan sharing mengenai beasiswa unggulan Kemendikbud. Tenaaang, rileks, baca dengan santai yaaa, karena penjelasannya mungkin agak panjang hehe. Disclaimer : semua yang aku tulis disini based on my experience  yaa, jadi mungkin ceritanya berbeda dengan para awardee yang lainnya. Yang pertama alasanku mengapa memilih untuk daftar beasiswa unggulan diantara banyaknya beasiswa S2 yang lainnya seperti beasiswa LPDP, beasiswa tanoto, dll. Jadi, ini adalah pengalamanku daftar beasiswa yang pertama untuk kuliah S2. Sebelum mendaftar beasiswa, aku sudah menjalani proses perkuliahan semester 1 di Universitas Brawijaya jurusan Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan dan Pembangunan (PSLP) atau biasanya disebut Ilmu Lingkungan. Nah, pada saat awal masuk perkuliahan, beasiswa unggulan baru buka pendaftaran. Baru terbesit dipikiranku untuk mencoba beasiswa ini, setelah itu aku baca - baca persyaratan di web beasisw...

Menikmati Konsekuensi

Setelah menjalani perkuliahan selama 2 minggu, Aku baru tahu rasanya fokus pada dua hal, Yang memiliki tantangan berbeda. Kuliah sambil bekerja. Berangkat pagi, pulang malam. Ada tugas kuliah, ada lagi tugas di kerjaan. Aku berpikir, apakah aku bisa terus - terusan seperti ini? Apakah aku mampu? Mengurangi jatah tidur lebih banyak, Harus bisa membagi waktu secara detail. Awalnya memang tak mudah, Butuh proses, butuh penyesuaian. Dengan keadaan dan kondisi badan. Semangat ya tubuhku, Mulai sekarang kau akan bekerja lebih keras dari biasanya, Otak akan dituntut berpikir lebih banyak, Mata yang akan menatap buku dan layar monitor lebih lama, Kaki yang akan berjalan lebih jauh dan lebih cepat, Tangan yang akan menulis dan mengetik lebih banyak, Mengurangi jam nongkrong dan berpergian, Weekend untuk istirahat tidur panjang. Mari berteman dengan kegiatan multitasking. Inilah konsekuensi. Konsekuensi itu bukan hukuman. Konsekuensi perlu ...

Setahun kerja : Mari memilih

Ditengah kegalauan ingin pindah kerja atau melanjutkan S2, akhirnya Maret akhir aku baru memutuskan untuk lanjut S2. Entah kenapa kalo ditanya alasannya, bagiku pendidikan sangat penting untuk masa depan. Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang ibu harus mempunyai pendidikan yang baik agar kelak melahirkan generasi yang cerdas. Pendidikan bukanlah soal bersaing menjadi yang terbaik, bukan soal melebihi orang lain. Namun bagaimana menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya. Untuk kawan – kawanku yang lagi apply beasiswa S2, mari saling mendoakan. Semoga lolos beasiswa yang diinginkan. Jikapun tidak, semoga dimampukan, dilancarkan rezekinya untuk membayar uang kuliah sampai wisuda hehe. Tidak ada pilihan yang salah, pun tidak ada pilihan yang harus disesali. Tentunya dengan berunding dengan orang tua, aku mendaftar S2 dengan biaya pribadi, bukan beasiswa. Namun, aku berharap disemester awal semoga bisa lolos beasiswa. Sebenenrya ada plus minusnya, mendaftar beasisw...