Kebangun tengah malam, mau tidur lagi
malah jadi insomnia. Kunyalakan laptopku dan kutulis apa yang masih tersisa
dipikiran. Sebenernya sangat telat untuk self
rewind 2018. Seperti youtube dan platform
yang lain, rewind biasanya dipublish
akhir tahun untuk membuat rangkuman/ikhtisar dari aktivitas selama setahun
lalu. Karena bulan Januari ini belum berakhir, aku sengaja bikin self rewind biar memori tahun 2018 bisa dibagikan
mengenai perjuangan atau hal apa saja yang aku lakukan dari lulus sampai kerja
hampir setahun ini hehe. Disclaimer :
self rewind ini bukan bertujuan untuk pamer/riya, mungkin ada beberapa lesson
learned yang bisa diambil didalamnya.
Pencapaian terbesar tahun 2018 versi
aku adalah lulus tercepat diangkatan 2014 dengan predikat cumlaude dan sebagai mahasiswa teraktif. Alhamdulillah
Alhamdulillah Alhamdulillah, tidak ada kata yang lain selain kata syukur
terucap saat pengumuman itu disampaikan. Aku gak nyangka lulus tercepat di satu
angkatan. Secepat ini, 3,5 tahun. Bahkan teman – temanku yang lain baru memulai
penelitian skripsinya. Aku wisuda bareng kakak tingkat angkatan 2013. Gak pernah
jadi mimpi atau target hidup, gak pernah terpikirkan sama sekali. Terima kasih
Ibu, Ayah, Dosen, dan teman – teman yang sudah mensupport aku selama masa
perkuliahan. Aku terharu bisa membawa orang tuaku maju keatas panggung untuk
mengambil sertifikat penghargaan. Semoga itu bagian kecil yang bisa aku berikan
untuk membuat mereka bangga. Pada saat semester 7 aku cuma nulis dipapan target
untuk wisuda bulan Juli 2018, seperti teman – teman yang lain pada
umumnya. Ngapain juga lulus cepet, toh
nanti belum tentu langsung dapat kerja ya kan? Malah jadi beban moral,
ditanyain banyak orang. Oh sudah wisuda, kerja dimana sekarang? Atau mau nikah
aja? Itulah fenomena yang sering terjadi dikehidupan sosial.
Aku juga tidak tahu. Rasanya ada yang
menuntun jalanku. Semuanya serba mudah, banyak keberuntungan, dan aku sama
sekali tidak merasa kesulitan dalam hal pengerjaan skripsi. Tempat penelitian
yang dulu tempat KKN Tematik, dapet dosen pembimbing 1 dan 2 yang super duper
baik, keluarga yang sangat support, bahkan dulu aku memutuskan nggak pulang
kampung sebelum aku sidang skripsi wkwk. Agak ekstrim sih ini, nahan kangen sama
keluarga ternyata berat haha. Awalnya aku nggak pernah berharap dapet kedua
dosen ini, aku pikir sama sajalah, yang penting kita rajin revisian skripsi
agar cepet maju sidang. Tapi lagi lagi keberuntungan selalu datang. Sempat ada
rasa pesimis, “Pak saya wisudanya ditunda
aja ya, biar bareng temen – temen yang lain, masa saya wisuda sendirian
seangkatan, kan nggak asik”. Ini adalah kata – kata yang aku lontarkan
kepada dosen dan ayah saya. Agak aneh sih memang jalan pemikiranku saat itu,
karena saking takutnya denger – denger cerita kakak tingkat bahwa cari kerja
itu susah. Apalagi untuk freshgraduate
yang belum punya pengalaman kerja. Tetapi dosen dan ayah saya mempunyai jawaban
yang sama, “kalo memang urusan skripsian
sudah selesai, yaa harus segera wisuda, semakin banyak temanmu wisuda pasti
semakin banyak juga sainganmu di dunia kerja”. Setelah kupikir benar juga
yaa, dan saat itu juga sepertinya pikiran mengenai solidaritas/kebersamaan
angkatan harus di kesampingkan dulu. Karena lulus kuliah adalah urusan pribadi
masing – masing, bukan kelompok. Toh kalo sudah wisuda aku tetep bisa bantu
penelitian teman – teman yang lainnya.
Nothing
is impossible. Dimana ada kemauan, pasti disana ada jalan. Sesudah kesulitan,
pasti ada kemudahan. Sepertinya ini sudah menjadi hukum alam yang aku pegang
sampai sekarang. Banyak mahasiswa FKM yang berpikir tidak mungkin lulus 3,5 tahun
karena sistem sks yang paketan (tidak bisa menambah jumlah sks tiap
semesternya). Tapi nyatanya apa? Aku bisa melewatinya dan alhamdulillah selalu
diberi kemudahan. Jadi untuk adik kelas, jangan nyerah duluan, dan gunakan
waktumu dengan bijak. Tidak masalah waktu tidurmu mulai berkurang, waktu
nongkrongmu juga diganti dengan urusan skripsian, percayalah usaha yang kita
lakukan semuanya akan ada hasilnya.
Berbicara masalah harapan. Boleh saja
berharap, asal jangan kepada manusia. Allah itu begitu baik, mengetahui
hambaNya yang berharap tapi tak pernah memaksa, yang mengikuti sesuai alurnya. Kadang
kita cuma punya angan dalam hati, belum sampai diucapkan, tiba – tiba udah
dikabulkan. Tak dipungkiri kita hidup pada keadaan sosial yang hasil akhir
selalu menjadi tolok ukur kesuksesan, bukan prosesnya atau usahanya. Pengen dan
membayangkan tapi gak diringi dengan ikhtiar boleh nggak? Mana bisa terwujud!
Setelah wisuda, kalo bisa ya segera
dapet kerja. Jadi, setelah
sidang skripsi, aku langsung apply – apply kerja. Pernah tidak lolos interview
juga di salah satu perusahaan di Jakarta. Tapi aku gak patah semangat, kan baru
nyoba sekali, masih banyak kesempatan didepan sana. Aku apply banyak lowongan
melalui jobstreet. Alhamdulillah
sebelum wisuda, aku udah diterima di salah satu perusahaan manufacturing&construction boiler di Surabaya, udah tanda –
tangan kontrak kerja. (Seputar interview kerja sudah pernah aku share
dipostingan sebelumnya yaa). Ini juga hal yang tidak terduga. Aku pikir bakal
mengalami fase – fase susah mencari kerja tapi ternyata belum sampai ke fase
itu udah dapet kerja. Lagi – lagi karena pertolonganNya.
Life
long learner. Hidup adalah untuk belajar. Dimanapun tempatmu berada, jadilah
yang berbeda. Kalo tidak bisa yang terbaik, jadilah yang tercepat. Tempatkan
manusia dengan baik, junjung tinggi integritas. Lakukan kenyatan sesuai dengan
perkataan. Selain belajar, kita juga harus mau berbagi. Berbagi tidak melulu tentang
uang dan materi, berbagi ilmu dan informasi yang mungkin dapat bermanfaat juga
untuk banyak orang. Selama masa penelitian-sidang-yudisium-wisuda-kerja, ada
banyak step – step atau persyaratan yang harus dilewati. Karena aku yang paling
awal menjalani itu semua diantara temen - temen yang lain, aku share alur dan persyaratan itu di grup angkatan
maupun melalui personal chat. Aku juga ingin teman – temanku yang lain bisa
melewati tahapan itu dengan lancar.
Diawal kerja mungkin harus banyak
penyesuaian. Baik dengan lingkungan maupun dengan teman. Jika semua pekerjaan
harus dibayar, darimana kita belajar tanggung jawab dan keikhlasan? Jika kita
pernah melakukan pekerjaan yang bukan termasuk jobdesk kita, luruskan niat
untuk ikhlas. Yakinlah apa yang sudah kamu lakukan tak pernah sia – sia. Pasti
ada balasan terbaik nanti diakhirnya. Semua punya jalan masing – masing, sabar
dan ikhlas akan terbalas pada waktunya.
Sekian celotehan tak berfaedah tengah
malam.
Jika ada kesalahan mohon dimaafkan.
31 Januari 2019
Komentar
Posting Komentar