Langsung ke konten utama

Jarak


Karena jarak, kita jadi terpisah. 
Karena jarak, kita jadi jauh.
Kadang aku benci jarak.
Karena jarak, rindu semakin sunyi.
Namun, dalam tulisan ini
Aku ingin berterimakasih pada jarak,
Karenanya kita saling sabar merindu.
Aku berterimakasih pada waktu,
karenanya kita menghargai setiap pertemuan yang telah lama ditunggu .

Malam ini aku menulis dengan perasaan campur aduk. Penuh emosional, haru, sedih, dan merasa ada yang hilang. Berat sekali rasanya. Jika di logika, tak akan pernah cukup 4 hari untuk menuntaskan rindu. Selama 4 hari bertemu, kami sangat merasa quality time. Rasanya dekat dan memiliki. Kami mengeluarkan segala pikiran dikepala, berbagi cerita, keluh kesah, dan berbagi motto hidup. Percakapan seperti inilah yang akan selalu membekas, karena ada 2 orang manusia yang sedang meleburkan ego masing – masing untuk menjadikan satu frekuensi. Kami melakukan hal – hal selayaknya anak muda yang pacaran seperti makan bareng, jalan bareng, dan olahraga bareng. Sederhana sih tapi momen ini jarang kita lakukan sama – sama. Jadi, apapun kegiatannya akan selalu berkesan :’)

Aku inget kok gimana nurutnya kamu ketika milih makanan. Aku tahu ekspresi wajahmu yang kesel ketika aku ngefoto hasilnya gak fokus. Aku juga inget gimana seriusnya kamu ketika berbicara masa depan. Aku tau kamu sosok yang tidak tegaan. Aku juga ingat betul gimana sensasi diboncengin motor yang membuatku deg – deg an. Ku tahu kamu selalu berusaha memberikan yang terbaik melalui perhatian - perhatian kecil yang kamu lakukan.

Kami pun menyadari, bahwa memang selalu ada rindu yang harus menunggu.

Tidak masalah kita terpisah oleh jarak, biarkan kekuatan doa yang mendekatkan.
Untuk kamu, lelaki yang saat ini sedang berkomitmen denganku, terimakasih atas kasih sayang yang saat ini kamu berikan kepadaku. Dan kesabaran yang selalu kamu ajarkan kepadaku.
Meski kau jauh di sana, kita menghadap kiblat yang sama, jauh di mata dekat di doa.
Untuk kamu, nama yang selalu kusebut juga dalam doaku, terimakasih sekali lagi, kamu sudah menjadi lelaki baik yang selalu mendampingiku. Biarkan nanti, kita bertemu dalam waktu yang tepat. Kita bisa membentuk sesuatu yang selama ini kita impikan. Semoga jarak ini, bisa kita tempuh dengan ridho Allah. Semoga Allah merestui kita.

Aku lah yang tetap memelukmu erat
Saat kau berpikir mungkinkah berpaling
Aku lah yang nanti menenangkan badai
Agar tetap tegar kau berjalan nanti.

Mari menikmati jarak kembali, mari menabung rindu yang terus bertambah dan tak akan berhenti. Terima kasih, pertemuan. Baik - baik disana ya, Mas.
Goodbyes are not forever. Goodbyes are not the end. They simply mean i’ll miss you until we meet again!

Pagi hari yang mendung
di Terminal Arjosari,
9 Juli 2019, 06.30

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2019

Halo, selamat pagi. Sesuai permintaan dari teman - teman di instagram, aku akan sharing mengenai beasiswa unggulan Kemendikbud. Tenaaang, rileks, baca dengan santai yaaa, karena penjelasannya mungkin agak panjang hehe. Disclaimer : semua yang aku tulis disini based on my experience  yaa, jadi mungkin ceritanya berbeda dengan para awardee yang lainnya. Yang pertama alasanku mengapa memilih untuk daftar beasiswa unggulan diantara banyaknya beasiswa S2 yang lainnya seperti beasiswa LPDP, beasiswa tanoto, dll. Jadi, ini adalah pengalamanku daftar beasiswa yang pertama untuk kuliah S2. Sebelum mendaftar beasiswa, aku sudah menjalani proses perkuliahan semester 1 di Universitas Brawijaya jurusan Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan dan Pembangunan (PSLP) atau biasanya disebut Ilmu Lingkungan. Nah, pada saat awal masuk perkuliahan, beasiswa unggulan baru buka pendaftaran. Baru terbesit dipikiranku untuk mencoba beasiswa ini, setelah itu aku baca - baca persyaratan di web beasisw...

Menikmati Konsekuensi

Setelah menjalani perkuliahan selama 2 minggu, Aku baru tahu rasanya fokus pada dua hal, Yang memiliki tantangan berbeda. Kuliah sambil bekerja. Berangkat pagi, pulang malam. Ada tugas kuliah, ada lagi tugas di kerjaan. Aku berpikir, apakah aku bisa terus - terusan seperti ini? Apakah aku mampu? Mengurangi jatah tidur lebih banyak, Harus bisa membagi waktu secara detail. Awalnya memang tak mudah, Butuh proses, butuh penyesuaian. Dengan keadaan dan kondisi badan. Semangat ya tubuhku, Mulai sekarang kau akan bekerja lebih keras dari biasanya, Otak akan dituntut berpikir lebih banyak, Mata yang akan menatap buku dan layar monitor lebih lama, Kaki yang akan berjalan lebih jauh dan lebih cepat, Tangan yang akan menulis dan mengetik lebih banyak, Mengurangi jam nongkrong dan berpergian, Weekend untuk istirahat tidur panjang. Mari berteman dengan kegiatan multitasking. Inilah konsekuensi. Konsekuensi itu bukan hukuman. Konsekuensi perlu ...

Setahun kerja : Mari memilih

Ditengah kegalauan ingin pindah kerja atau melanjutkan S2, akhirnya Maret akhir aku baru memutuskan untuk lanjut S2. Entah kenapa kalo ditanya alasannya, bagiku pendidikan sangat penting untuk masa depan. Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang ibu harus mempunyai pendidikan yang baik agar kelak melahirkan generasi yang cerdas. Pendidikan bukanlah soal bersaing menjadi yang terbaik, bukan soal melebihi orang lain. Namun bagaimana menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya. Untuk kawan – kawanku yang lagi apply beasiswa S2, mari saling mendoakan. Semoga lolos beasiswa yang diinginkan. Jikapun tidak, semoga dimampukan, dilancarkan rezekinya untuk membayar uang kuliah sampai wisuda hehe. Tidak ada pilihan yang salah, pun tidak ada pilihan yang harus disesali. Tentunya dengan berunding dengan orang tua, aku mendaftar S2 dengan biaya pribadi, bukan beasiswa. Namun, aku berharap disemester awal semoga bisa lolos beasiswa. Sebenenrya ada plus minusnya, mendaftar beasisw...