Siang ini aku izin untuk pulang
kerja lebih awal yaitu pukul 12.00 WIB untuk pulang kampung ke Bojonegoro. Aku
sengaja izin setengah hari agar sampai di rumah tidak tengah malam. Perjalanan
dari Malang ke Bojonegoro sekitar 5 jam dengan bus. Itu pun jika jalan tidak
macet dan langsung dapet bus. Namun, jika jalan macet dan harus menunggu lama
untuk dapat bus maka akan semakin malam sampai rumah. Aku ingin sampai rumah
tidak tengah malam karena tidak ingin merepotkan orang rumah untuk menjemput.
Tapi ternyata takdir berkata lain. Panjang sekali perjalanan dihari itu. Diluar
perkiraan, namun saya bersyukur karena tetap bisa bertemu dengan orang – orang
baik. Dan lagi – lagi Allah memberikan reminder
kepadaku melalui perjalanan ini.
Dari Terminal Arjosari Malang ke
Terminal Bungurasih Surabaya sangat lancar, ditempuh waktu 2 jam dengan bus
patas. Setelah itu saya menuju ke bus Bojonegoro. Ternyata sudah sangat banyak
orang yang menunggu bus arah Bojonegoro. Aku bertanya dengan orang yang
menunggu bus disana. Ternyata mereka sudah menunggu hampir 3 jam dan belum
mendapat bus. Akhirnya singkat cerita, menurut informasi petugas bus dari
Bojonegoro memang telat datang karena ada perbaikan jalan di Lamongan. Oke, positive thinking aja semoga segera
dapat bus yang berikutnya. Tak terasa sudah 2 jam aku menunggu di Terminal
Bungurasih, namun belum juga dapat bus. Sampai adzan magrib berkumandang. Aku
memutuskan untuk sholat di mushola terminal dan setelah itu ada 3 orang cewek
menyapaku. Ternyata mereka juga bernasib sama denganku, belum dapat bus. Mereka
adalah mahasiswa yang kuliah di Unair. Setelah ngobrol sebentar kami memutuskan
untuk pindah ke terminal lain yaitu Terminal Osowilangon. Kami hanya berharap
di terminal sana bisa cepat mendapatkan bus dan tidak terlalu antri. Kami terus
berusaha, naik angkutan kota P6 (kalo tidak salah), kemudian naik angkot, dan
akhirnya sampailah ke Terminal Ossowilangon. Tak disangka, disana juga sudah
banyak orang terlantar karena menunggu bus ke Bojonegoro juga. Kami rasanya
ingin menyerah. Dalam hati sudah berkata “yaudah
deh tidur di terminal aja gapapa, paling besok pagi subuh sudah ada bus yang ke
Bojonegoro”. Orang rumah selalu bertanya melalui whatsapp apakah aku udah
dapat bus atau belum. Aku tidak ingin membuat mereka semakin khawatir. Selain
Bapak dan Ibu, teman hidupku juga pastinya merasa khawatir. Terima kasih yaa
orang – orang yang sudah khawatir dengan keadaanku, aku baik – baik saja kokJ
Selang satu jam aku menunggu bus
di Terminal Osowilangon, ada kerabat aku yang juga akan pulang ke Bojonegoro.
Awalnya mereka berencana untuk pulang besok pagi karena sudah tahu keadaan
jalan yang sangat amat macet. Namun, ternyata Ayahku meminta tolong kerabatku
ini untuk menemani aku pulang malam itu karena sudah hampir pukul 21.00 WIB aku
belum mendapat bus juga. Akhirnya kerabatku menyusul di terminal, bertemu
denganku, membawakan makanan (tahu aja aku lapar wkwk), mengajak ngobrol dan
berusaha mencarikan bus tercepat yang akan berangkat. Dengan berdesak – desakan
masuk ke dalam bus, kami sebagai perempuan didahulukan oleh sopir busnya.
Terima kasih ya untuk sopir bus
yang sangat pengertian, mau mendahulukan perempuan, karena katanya ingat anak
perempuannya jika diposisi yang sama.
Pukul 22.00 WIB akhirnya kami
sudah masuk bus dan otw ke Bojonegoro. Alhamdulillah kami bertiga mendapat
tempat duduk dari terminal sampai ke Bojonegoro. Meski di barisan tengah banyak
sekali yang berdiri dan berdesakan. Hingga pukul 01.00 WIB dini hari kami baru sampai di Bojonegoro dan dijemput sama
Ayah. Perjalanan kali ini sungguh melelahkan. Sepanjang jalan aku tidur dan
sering terbangun. Pengen ngeluh, tahu gini aku gak usah pulang. Namun keluhan
itu sekejap sirna karena bertemu dengan keluarga.
Dari cerita ini aku dapat mengambil
pelajaran bahwa pada suatu perjalanan hidup, entah dalam keadaan senang maupun
susah kita akan bertemu dengan banyak orang. Hal yang harus diingat adalah jangan
melupakan orang yang pernah menolongmu. Yang mau mengorbankan waktunya untuk
meringankan bebanmu, yang mau membantumu dan mencarikan solusi terbaik, yang
mengesampingkan kegiatannya dan kesibukannya hanya untuk menolongmu. Memang
sejatinya manusia harus tolong menolong terhadap sesama. Mungkin pertolongan
yang kita berikan sekarang kepada orang lain tidak bisa dibalas oleh orang
tersebut saat itu juga. Namun, percayalah tidak ada pertolongan yang sia – sia.
Suatu saat kita akan menerima balasannya dalam hal lain yang tidak terduga,
disaat kita sangat membutuhkannya, dan mungkin melalui pertolongan orang yang
lainnya serta nikmat yang lebih luar biasa dari Yang Maha Kuasa.
Jadi, ayo terus berbuat baik
kepada sesama!
April 2019
Komentar
Posting Komentar