Langsung ke konten utama

Lesson Learned : Repetition makes perfect


Akhir – akhir ini aku tergugah untuk belajar memasak. Awalnya tidak ada motivasi selain ingin hidup sehat dan hemat. Yaaa seperti layaknya anak kost yang lainnya. Setelah sampai dititik ini baru terpikir, aku kan perempuan, jadi sudah semestinya harus bisa memasak unuk keluargaku kelak.

Sebelum pada fase bisa memasak ini, aku pun sering memasak dengan hasil yang tidak enak, keasinan, rasanya gak ngalor gak ngidul, pokoknya tak layak untuk dimakan hahaha. Kadang aku ingin menyerah, udah ah beli aja, toh juga beda dikit, ngapain ribet – ribet masak, kan cuma dimakan sendirian. Ternyata bukan ini masalahnya. Masalahnya adalah sampai kapan aku menganggap diriku tidak bisa memasak? Ini adalah tantangan baru untuk diri sendiri, semacam self improvement. Pengembangan diri sendiri. Tak jarang orang tidak menghiraukan hal ini. Semakin konsumtif makan diluar. Padahal lebih terjamin kebersihannya jika mau masak sendiri.

Akhirnya aku memutuskan untuk masak hampir tiap hari, mengurangi jajan diluar, dan sering – sering berbelanja layaknya ibu – ibu yang lainnya. Aku jadi hafal harga sayur dan kebutuhan, tahu cara menawar, bisa memperkirakan perkiraan uang makan selama sebulan, bisa membedakan mana makanan yang enak dan mana yang kurang enak, bisa membedakan mana jahe mana kencur, dan hal lain yang berhubungan dengan dapur.

Ada satu pelajaran yang bisa aku petik dari proses ini, apapun yang kita belum bisa harusnya selalu berlatih dan diulangi terus – menerus. Dengan sendirinya, rasa bosan itu akan hilang, rasa tidak enak dari masakan juga akan hilang, akan mengalir dengan sendirinya, masakan terasa enak dan kamu bisa berkata AKU BISA MASAK. Tak lupa, aku selalu memberikan  self reward kepada diri sendiri karena bisa melewati setiap  proses dengan baik.

Aku bukan ornag yang pintar dan serba bisa. Tapi alhamdulillah aku termasuk orang yang rajin dan tidak gampang nyerah. Jadi buat kalian yang masih pemula dan baru belajar memasak, jangan patah semangat. Semua punya kesempatan yang sama, asal mau mencoba dan jangan gampang puas. Ketika sudah bisa memasak makanan sehari – hari, coba tantang diri untuk membuat kue atau makanan lainnya. Agar skill memasak ini tidak stuck disitu saja.  

Diera milenial ini, teknologi internet sudah sangat canggih. Banyak sekali media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk belajar. Tidak ada alasan kurang informasi. Cari, searching, googling, nonton video di youtube, atau mungkin secara manual bisa bertanya sama Ibu di rumah. Tidak ada alasan untuk kita tidak berkembang, tinggal kita yang mau berusaha apa tidak. Ayo kita berkembang sama – sama, saling share informasi yang berguna. Ku pikir hidup terlalu sempit jika hanya mengurus urusan orang lain. Lebih baik kita terus meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri agar tidak ketinggalan zaman.

Buat saya dan kalian yang pemula memasak, bisa instal aplikasi cookpad. Disana ada banyak resep menu makanan dan minuman yang bisa dicoba untuk latihan. Cara ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) juga bisa berlaku untuk hal ini. Karena rasa masakan itu soal pilihan.



Dari aku yang dulunya juga takut nggoreng ayam.
P.s : Buat yang mau tahu resep aku search aja di cookpad akun 
Verlina Intan.
Hehe thank you.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2019

Halo, selamat pagi. Sesuai permintaan dari teman - teman di instagram, aku akan sharing mengenai beasiswa unggulan Kemendikbud. Tenaaang, rileks, baca dengan santai yaaa, karena penjelasannya mungkin agak panjang hehe. Disclaimer : semua yang aku tulis disini based on my experience  yaa, jadi mungkin ceritanya berbeda dengan para awardee yang lainnya. Yang pertama alasanku mengapa memilih untuk daftar beasiswa unggulan diantara banyaknya beasiswa S2 yang lainnya seperti beasiswa LPDP, beasiswa tanoto, dll. Jadi, ini adalah pengalamanku daftar beasiswa yang pertama untuk kuliah S2. Sebelum mendaftar beasiswa, aku sudah menjalani proses perkuliahan semester 1 di Universitas Brawijaya jurusan Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan dan Pembangunan (PSLP) atau biasanya disebut Ilmu Lingkungan. Nah, pada saat awal masuk perkuliahan, beasiswa unggulan baru buka pendaftaran. Baru terbesit dipikiranku untuk mencoba beasiswa ini, setelah itu aku baca - baca persyaratan di web beasiswa un

Belajar Ikhlas

Selamat malam, diriku. Malam ini aku akan bercerita dan berkeluh kesah kepadamu. Semoga tulisan ini akan menghilangkan semua kesedihan dan mengajariku untuk menerima segala konsekuensi keputusan dengan ikhlas. Teruntuk diriku, terima kasih untuk selalu bekerja keras selama 23 tahun ini. Apa yang kamu harapkan dan kamu rencanakan selama ini memang berjalan lancar. Sesuai keinginan dan tidak ada kendala yang berarti. Aku tahu ketika kamu mempunyai keinginan pasti akan berusaha diwujudkan. Kamu memilih untuk lebih baik mencoba dan gagal daripada tidak mencoba sama sekali. Aku tahu hasil yang selalu baik tidak menjadi jaminanmu. Yang jelas kamu sudah bisa menuruti segala ambisi dalam pikiranmu. Semangatmu dan niatmu untuk memperoleh sesuatu itu memang luar biasa. Mengalahkan rasa malas dalam dirimu, menjadikan keinginan itu prioritas nomor satu. Kadang sampai lupa terhadap waktu istirahatmu. Yang ada hanya ingin mengerjakan dengan totalitas dan maksimal. Kamu

Dua Puluh Tiga

Tepat 23 tahun lalu, aku dilahirkan ke bumi. Dengan segala rasa syukur aku masih bisa merasakan nikmat dariMu, hingga detik ini. Perjalananku masih sangat singkat. Dan kontribusiku untuk negara belum banyak. Tapi aku ingin terus belajar dan bermanfaat untuk banyak orang. Aku mencoba memahami kehidupan. Hubungan timbal balik dengan lingkungan. Semua akan saling terkait dan mempengaruhi. Tinggal bagaimana kita menempatkan diri. Aku mendapat banyak ucapan, doa, dan kejutan. Yang paling spesial tentu dari orang tua, teman hidup, dan para sahabat. Terima kasih ya, sudah membuatku bahagia. Semoga doa baik kembali ke kalian juga. Terima kasih banyak sudah banyak mensupport apa yang ku lakukan. Dan menjadi gerbang terdepan saat aku ingin berhenti dan balik kanan. Tidak banyak harapan dan to do list yang aku tulis. Aku akan menjalani kehidupan seperti air yang mengalir, Namun bukan hanya mengalir tenang, Sesekali mungkin akan menampakkan derasnya, Agar segera sampai ke tujua