Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Berproses

Menjalani proses itu kadang menyenangkan, tapi kadang juga melelahkan. Ada naik turunnya. Ada lika - likunya. Tak sedikit orang yang tidak menyukai proses dan lebih mementingkan hasil akhir. Memang kadang berproses memilukan. Kenyataan tak sesuai dengan harapan. Tapi, apa kita sadar kalo nikmatnya berproses bisa bikin kita mendewasa tak terduga?  Untuk kita yang sedang menikmati proses, ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan : - Mari kenali diri sendiri Mungkin kita sama - sama menghabiskan banyak waktu dengan orang lain, saling bercanda tawa, menceritakan hal menyenangkan maupun menyedihkan, namun pasti ada satu hal yang masih tersimpan dalam diri kita sendiri dan tak akan kita ceritakan ke orang lain. Itulah hal yang benar-benar menjadi jati dirimu. Banyak orang yang membagikan setiap hal dalam dirinya kepada orang lain seperti ide, gagasan, dan pandangan brilian yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Secara tidak langsung, mereka merugikan diri sendiri dan membangu

Sebuah Renungan

Diri ini memang jauh dari kata sempurna Hari ini menyebalkan Besok menjengkelkan Lusa merepotkan Sering banyak maunya Tapi sedikit nolongnya Hati ini juga tak sebersih kertas kosong Banyak ngebully orang Juga ngomongin orang Tak jarang selalu protes Dan mengeluh sama keadaan Aku pikir dengan cara ini bisa lebih mengakrabkan Tapi ternyata bikin memberatkan Aku tahu satu diantara banyak kesalahan Yaitu, Aku selalu melontarkan pertanyaan kenapa kepada orang lain Tanpa mikir bagaimana dengan diriku sendiri Tapi sebenarnya itu hanya sebatas pertanyaan spontan Yang tidak berdampak apapun ke kehidupan Juga tidak aku masukkan ke dalam pikiran Aku tak tahu Apakah diam akan menyelesaikan masalah Aku tak tahu Apakah keadaan akan tetap mengasyikan Tapi jika itu memang yang diharapkan Aku akan mencoba dengan sekuat tenaga Aku akan mematahkan kalimat tidak mungkin bisa Yang kau lontarkan sebelumnya Terima kasih sudah mengingatkan Agar aku tidak keluar dari batasan M

Definisi Bahagia

Apa definisi bahagia versi kamu? Makan enak, teman banyak, tidur nyenyak, gaji besar, punya pacar, prestasi banyak, punya barang mewah, tak pernah merasa kekurangan, atau yang lainnya ? Tentunya definisi kebahagiaan setiap individu itu berbeda. Karena setiap orang mendefinisikan bahagia itu dari sudut pandangnya masing - masing. Takaran ukuran kebahagiaan seseorang pun berbeda. Ada yang bahagia karena hal sederhana, ada juga yang baru bisa merasa bahagia setelah mencapai sesuatu yang besar dalam hidupnya. Seperti halnya diriku, bisa merasakan "me time" dengan melakukan banyak hal adalah suatu kebahagiaan. Sederhana memang. Membuat to do list sebelum tidur ternyata sangat membantu untuk mengefisiensikan 24 jam waktu ke depan. Agar hidup ini tidak banyak gabutnya, agar diri ini bisa bermanfaat bagi banyak orang, dan membiasakan untuk  self discipline. Awalnya memang susah karena belum terbiasa. Tapi kadang tubuh ini memang perlu dipaksa agar bisa disiplin sama wa

Ide Banyak Tapi Tak Ada Penggerak

Siang ini, Udara ruangan dingin Topik diskusi semakin panas Memecah keheningan suasana Begitu banyak ide di kepala Pikiran yang bercabang dimana - mana Terasa ingin segera dikeluarkan Ingin diungkapkan Dikatakan dan diceritakan Oh, ternyata begini toh keadaaan yang sebenarnya Sudah ditulis Tapi kapan waktu realisasinya? Hanya berencana tapi belum dilakukan Akan dilakukan namun banyak halangan Apakah sudah menyerah begitu saja? Atau diantara kita yang sudah tak sejalan? Ingin jadi pengikut atau penggerak? Ingin diingat atau dilupakan? Dua pilihan yang mempunyai perbedaan tipis Ya, boleh banyak ide Tapi juga harus mau gerak! Banyak ide tapi gak ada penggerak. Percuma. Gerak juga jangan setengah hati Gerak harus sepenuh hati Gerak sampai tuntas Gerak sampai terealisasi Mungkin ditengah jalan akan terasa lelah Tapi itu tak berarti Lebih baik lelah dan terealisasi Daripada lelah hanya melihat rencana realisasi Sebuah tamparan bagi diri sendiri Kadang bi

Moodbooster

Sometimes you never really realize how much you mean to someone until they tell you. There comes a time when you realize just how thankful you are to have such amazing people in your life, but you never know how to tell them. As I head out into “the real world,” I thought now would be the perfect time to let those people know just how much they truly mean to me. To my parents, Thank you for giving me the world. I wouldn’t be where I am today without your constant love and support. Thank you for always being just a phone call away any time of the day to listen to me talk about my day or go through an emotional breakdown. Thank you for providing the words of love and encouragement that I needed to get through the rough patches and assuring me that I was doing the right thing and that everything was going to be okay. Thank you for shaping me into the person I am today, and being my biggest fans. You are always there to make sure that I am chasing my dreams and achieving my goals and

Bersyukur dan Berbagi

Sebulan pindah di tempat baru. Aku suka mengamati dan mengobrol  dengan banyak orang. Dari bahasan ringan hingga bahasan berat. Dari bahasan kerjaan hingga kehidupan. Aku memetik banyak pelajaran dari mereka, perihal rasa syukur yang luar biasa.  Aku pikir semua orang menghubungkan rasa syukur itu dengan jumlah materi yang mereka terima. Ternyata tidak semuanya. Aku mendengarkan cerita - cerita dari mereka, cerita susahnya hidup mereka dan kemudian aku lihat pada keadaan hidupku yang sekarang. Dalam hati aku ingin mengucap syukur yang tiada hentinya atas segala nikmat yang banyak tidak aku sadari keberadaannya. Aku belajar banyak, bagaimana orang - orang ini bersyukur dengan berapapun materi yang diterimanya. Sudah merasa senang. Sudah merasa cukup. Tak pernah mengeluh kekurangan. Aku salut dengan pola pikirnya! Rezeki yang Allah berikan itu banyaaaak, bukan hanya berupa materi. Diberikan kesehatan, dikelilingi orang - orang yang baik, bisa tertawa, tidak banyak masalah, jug

Apa Kamu Tidak Malu?

Nomaden. Hari ini aku pindahan kost lagi. Bukan lagi di kota Surabaya, tapi di kota Malang. Ada rasa berat, ada rasa haru terhadap kenangan dua bulan lalu. Tentang bagaimana baiknya orang - orang di Surabaya, tentang hangatnya sebuah percakapan tengah malam dengan rekan kerja, tentang pelajaran baru disana, dan tentang hiruk pikuknya kota. Agak sesak memang pergi meninggalkan ketika lagi nyaman. Tapi, apalah daya itu memang kenyataan dan tuntutan pekerjaan. Satu yang aku harapkan, semoga di tempat baru ini aku bisa menjadi lebih berkembang. Seperti biasa, di kamar kost baru aku selalu menempel sticky notes  yang bertuliskan target dan hal - hal penting yang harus aku kerjakan. Tak sadar, ternyata banyak sekali target yang belum aku selesaikan pasca wisuda perkuliahan. Padahal target tersebut harus tercapai di akhir tahun ini.  Aku terdiam. Berpikir sejenak. Apa aku ini pantas menulis banyak target sedangkan aku hanya santai - santai saja? Tidur, bangun, makan, kerja, dan mai