Langsung ke konten utama

Menikmati Konsekuensi


Setelah menjalani perkuliahan selama 2 minggu,
Aku baru tahu rasanya fokus pada dua hal,
Yang memiliki tantangan berbeda.
Kuliah sambil bekerja.
Berangkat pagi, pulang malam.
Ada tugas kuliah, ada lagi tugas di kerjaan.
Aku berpikir, apakah aku bisa terus - terusan seperti ini?
Apakah aku mampu?

Mengurangi jatah tidur lebih banyak,
Harus bisa membagi waktu secara detail.
Awalnya memang tak mudah,
Butuh proses, butuh penyesuaian.
Dengan keadaan dan kondisi badan.
Semangat ya tubuhku,
Mulai sekarang kau akan bekerja lebih keras dari biasanya,
Otak akan dituntut berpikir lebih banyak,
Mata yang akan menatap buku dan layar monitor lebih lama,
Kaki yang akan berjalan lebih jauh dan lebih cepat,
Tangan yang akan menulis dan mengetik lebih banyak,
Mengurangi jam nongkrong dan berpergian,
Weekend untuk istirahat tidur panjang.
Mari berteman dengan kegiatan multitasking.

Inilah konsekuensi.
Konsekuensi itu bukan hukuman.
Konsekuensi perlu dan harus dinikmati.
Agar tidak ada beban dan menjalaninya dengan senang.
Sebenarnya aku masih menunggu keputusan,
Agar tidak merasa terus digantungkan.
Apakah pada akhirnya aku hanya fokus di satu hal,
Atau malah aku bisa menjalani dua hal secara bersamaan.
Yang jelas untuk sekarang aku berusaha maksimal melakukan yang terbaik
Pada keduanya.

Aku tahu bahwa manusia punya batas masing – masing,
Aku sadar bahwa aku manusia biasa yang bisa merasakan lelah,
Dari sini aku benar – benar belajar menghargai waktu.
Terima kasih untuk orang – orang yang sudah banyak membantu dan mau memaklumi posisiku
Terima kasih untuk keluarga dan kamu yang selalu mendoakanku
Semoga aku kuat, semoga aku mampu.
Sampai akhir nanti, aku ingin membuat kalian bangga.
Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa.

Setelah ini akan ada satu hal yang harus aku perjuangkan lagi,
Semoga itu salah satu rezekiku.
Selamat menjadi maba (lagi).
Perjuangan baru saja dimulai.
Agustus, 2019.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2019

Halo, selamat pagi. Sesuai permintaan dari teman - teman di instagram, aku akan sharing mengenai beasiswa unggulan Kemendikbud. Tenaaang, rileks, baca dengan santai yaaa, karena penjelasannya mungkin agak panjang hehe. Disclaimer : semua yang aku tulis disini based on my experience  yaa, jadi mungkin ceritanya berbeda dengan para awardee yang lainnya. Yang pertama alasanku mengapa memilih untuk daftar beasiswa unggulan diantara banyaknya beasiswa S2 yang lainnya seperti beasiswa LPDP, beasiswa tanoto, dll. Jadi, ini adalah pengalamanku daftar beasiswa yang pertama untuk kuliah S2. Sebelum mendaftar beasiswa, aku sudah menjalani proses perkuliahan semester 1 di Universitas Brawijaya jurusan Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan dan Pembangunan (PSLP) atau biasanya disebut Ilmu Lingkungan. Nah, pada saat awal masuk perkuliahan, beasiswa unggulan baru buka pendaftaran. Baru terbesit dipikiranku untuk mencoba beasiswa ini, setelah itu aku baca - baca persyaratan di web beasiswa un

Belajar Ikhlas

Selamat malam, diriku. Malam ini aku akan bercerita dan berkeluh kesah kepadamu. Semoga tulisan ini akan menghilangkan semua kesedihan dan mengajariku untuk menerima segala konsekuensi keputusan dengan ikhlas. Teruntuk diriku, terima kasih untuk selalu bekerja keras selama 23 tahun ini. Apa yang kamu harapkan dan kamu rencanakan selama ini memang berjalan lancar. Sesuai keinginan dan tidak ada kendala yang berarti. Aku tahu ketika kamu mempunyai keinginan pasti akan berusaha diwujudkan. Kamu memilih untuk lebih baik mencoba dan gagal daripada tidak mencoba sama sekali. Aku tahu hasil yang selalu baik tidak menjadi jaminanmu. Yang jelas kamu sudah bisa menuruti segala ambisi dalam pikiranmu. Semangatmu dan niatmu untuk memperoleh sesuatu itu memang luar biasa. Mengalahkan rasa malas dalam dirimu, menjadikan keinginan itu prioritas nomor satu. Kadang sampai lupa terhadap waktu istirahatmu. Yang ada hanya ingin mengerjakan dengan totalitas dan maksimal. Kamu

Dua Puluh Tiga

Tepat 23 tahun lalu, aku dilahirkan ke bumi. Dengan segala rasa syukur aku masih bisa merasakan nikmat dariMu, hingga detik ini. Perjalananku masih sangat singkat. Dan kontribusiku untuk negara belum banyak. Tapi aku ingin terus belajar dan bermanfaat untuk banyak orang. Aku mencoba memahami kehidupan. Hubungan timbal balik dengan lingkungan. Semua akan saling terkait dan mempengaruhi. Tinggal bagaimana kita menempatkan diri. Aku mendapat banyak ucapan, doa, dan kejutan. Yang paling spesial tentu dari orang tua, teman hidup, dan para sahabat. Terima kasih ya, sudah membuatku bahagia. Semoga doa baik kembali ke kalian juga. Terima kasih banyak sudah banyak mensupport apa yang ku lakukan. Dan menjadi gerbang terdepan saat aku ingin berhenti dan balik kanan. Tidak banyak harapan dan to do list yang aku tulis. Aku akan menjalani kehidupan seperti air yang mengalir, Namun bukan hanya mengalir tenang, Sesekali mungkin akan menampakkan derasnya, Agar segera sampai ke tujua